Blogroll
Kamis, 26 September 2013
Kamis, 05 September 2013
LUNTURNYA MINAT SASTRA DIKALANGAN MAHASISWA SASTRA
Sebagai
mahasiswa sastra, pengetahuan akan sastra sudah menjadi kebutuhan pokok yang
harus dipenuhi. Sudah seharusnya, mahasiswa tersebut mengetahui tentang seluk-beluk
sastra, dari mulai sejarah sastra, periode sastra, sastrawan maupun sastrawati
atau pun karya sastra yang mencakup puisi, drama dan prosa. Pengetahuan akan
sastra tersebut bisa didapatkan dari seringnya mahasiswa membaca buku tentang
sastra, melihat pertunjukkan atau teater, dan lain sebagainya yang dapat
menambah pengetahuan mereka tentang sastra. Namun, sebaliknya sekarang ini
pengetahuan mahasiswa tentang sastra sangat kurang. Minat untuk mempelajari
lebih dalampun kurang, mempelajari hanya ketika ada tugas saja. Selebihnya
tidak, hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh dosen ketika sedang berlangsung
proses belajar mengajar di kelas. Kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang
sastra ini berakibat kepada kurangnya minat mereka untuk membuat sebuah karya
sastra, jangankan novel atau cerpen puisipun hanya dibuat ketika dosen
menugaskan.
Permasalahan
ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya minat baca mahasiswa, Rendahnya
minat baca sastra merupakan permasalahan mendasar yang menjadikan kesastraan
seperti lahan kering yang kurang diminati. mahasiswa sekarang lebih suka yang
instan dibandingkan harus bersusah-susah mencari. Mereka lebih suka mengcopas (copy-paste) dari internet ketimbang
membaca, ini disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi. Seharusnya
perkembangan teknologi dapat diimbangi dengan pendidikan moral yang baik. Permasalahan
lainnya adalah seperti waktu yang masih terbagi dengan jam kuliah, biaya serta
perasaan takut jika karyanya tidak bisa diterima baik oleh penerbit atau
masyarakat. Selain itu, kalangan mahasiswa biasanya mempunyai pemikiran yang
sudah menganggap dirinya tidak mampu untuk menerbitkan karya-karya yang baik
serta kemalasan untuk mengembangkan ide penulisan. Hal ini yang membuat para
mahasiswa sastra kurang produktif.
Kondisi
memprihatinkan ini harus lekas disikapi agar mahasiswa tidak sekedar kuliah,
hanya datang-mendengarkan-pulang, tetapi dalam proses belajarnya mahasiswa
tersebut dapat mendapatkan pengetahuan yang lebih yang bermanfaat nantinya
untuk masa depannya kelak baik untuk pekerjaannya atau orang lain. Oleh karena
itu, kita perlu menemukan solusi konkret atas rendahnya minat baca sastra, perhatian
mahasiswa yang tersita pada teknologi dan masih menyampingkan minat baca inilah
yang menyebabkan terbengkalainya pengetahuan akan kesastraan di tengah
hiruk-pikuk pembangunan nasional dewasa ini. Padahal banyak sarana yang bisa
digunakan oleh mereka, seperti banyaknya disediakan buku-buku sastra
diperpustakaan kampus, adanya media yang dapat mereka manfaatkan untuk lebih
cepat dalam mendapat informasi terbaru, dan bagi mereka yang ingin membuat
sebuah karya sastra atau mempublikasikannya, adanya sarana rubrik karya sastra
dalam berbagai media cetak. Dan para mahasiswa harus lebih sering mengikuti
acara-acara yang bermanfaat untuk kuliahnya seperti bedah buku maupun bergabung
dalam suatu komunitas yang bergerak dalam bidang sastra. Hal tersebut bisa
mendatangkan banyak manfaat bagi mereka, seperti mendapatkan masukan dan
pengalaman baru, memperoleh gambaran serta imajinasi, juga bisa dilakukan
sebagai tolak ukur dalam pembuatan karya cerpen. Karena, hidup bukan hanya
sekedar teori, tetapi bagaimana mempraktikkannya.
Langganan:
Postingan (Atom)