Ibu Negara, Ani
Yudhoyono melontarkan kata ‘bodoh’ saat menanggapi komentar salah satu followersnya di akun instagram miliknya
menuai pro dan kontra. Pasalnya, sebagai ibu Negara, Ani Yudhoyono dinilai tidak
pantas mengeluarkan kata-kata negatif kepada seseorang yang tidak bukan adalah
rakyatnya sendiri.
Akun
@erie_nya yang dalam profilnya ditulis dimiliki oleh Erie Prasetyo, itu awalnya
mengritik SBY dan keluarga yang datang ke Pantai Klayar, Pacitan, dengan
menggunakan batik saat kunjungan kerja. Tidak terima dengan komentar tersebut,
Bu Ani lantas membalasnya. Dengan komentar: “@erie_nya Subhanallah, komentar
anda yang sangat bodoh. Koq anda tidak berpikir bahwa kami sedang melakukan
kunjungan, dan mampir sebentar ke pantai itu, sekalian lewat? Come on, apa tak ada komentar lain yang
lebih bisa diterima siapa saja? Baju batik sudah dikenakan dimana2, bukan hanya
untuk acara resmi saja, namun juga acara setengah resmi, bahkan santai.”.
Selang
berapa lama, akun @erie_nya membalas komentar Bu Ani. “@aniyudhoyono iya Ibu,
saya barangkali memang masuk dalam golongan orang Indonesia yang masih bodoh.
semoga Ibu berkenan memberi saya pencerahan agar kelak saya bisa pintar seperti
Ibu. tapi memang, jika tak ada orang bodoh, mereka yang pintar jadi tak begitu
memiliki arti.. *saya ngga cari ngetop. saya cuma kasih komen yang tak memuji.
Jika Tuhan saja bisa mengampuni dosa-dosa saya, saya percaya Ibu pun akan
memberi maaf kepada saya, kepada salah satu warga negara Indonesia yang masih
bodoh.. Doa saya selalu, agar Ibu dan Bapak Presiden sekeluarga terus sehat dan
senantiasa mampu untuk membuat negara ini maju dan membuat pintar warga negara
yang masih bodoh seperti saya. Maafkan jika komentar2 saya sebelumnya membuat
Ibu tidak berkenan.”
Perkataan ibu negara ini membuat
kita terperanjat, bukankah keluarga SBY selama ini selalu mencitrakan diri
sebagai sosok yang berhati-hati dalam berbicara dan sopan dalam bertindak. Jadi sangat ironis apabila
keluar kata-kata yang tidak pantas diucapkan apalagi oleh seorang ibu negara
yang seharusnya mencontohkan kebaikan-kebaikan baik dari sisi perbuatan maupun
perkataan. Kenapa bisa seorang ibu negara berkata demikian, seorang psikolog
forensik dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Reza Indragiri Amriel
menilai, salah satu penyebab Bu Ani melontarkan kata 'bodoh' di instagram
karena stres dan penat. Bu Ani letih karena belakangan suami dan keluarganya
banyak diterpa isu dan kritik. Belum lagi nama Bunda Putri yang disebut-sebut
dekat dengan SBY. Bu Ani nampaknya sedang letih dan gampang impulsif-agresif
verbal. Tetapi bagaimanapun keadaannya, seorang ibu negara tetap tidak pantas
mengatakan hal-hal yang tidak baik kepada seseoang, apalagi melalui sebuah jejaring
sosial. Hakikatnya, jejaring sosial digunakan oleh sesorang untuk dapat
berinteraksi dengan orang lain dengan baik, sebagai sarana untuk berbagi, dan
sebagai sarana untuk berekspresi.
Sekarang
zamannya semua orang bisa bebas berekspresi. Tak peduli tingkat pendidikannya
hanya sampai Sekolah dasar, Sekolah menengah atau bahkan yang sudah bergelar
sarjana, dari pengangguran hingga orang nomer satu di negara ini sekalipun bisa
berpendapat,. Sejak masa orde baru berakhir, Mei 1998, Era kebebasan mengambil
alih panggung kebesaran. Ini termuat di dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 yang
menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat. Namun, yang menjadi permasalahan sekarang adalah memang
benar hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat, akan tetapi jika
pendapat tersebut mengarah kepada pembunuhan karakter seseorang, maka akan ada
konsekuensi logis yang harus diterima. Mengkritisi namun tanpa adanya
ketulusan. Sebagai contoh dalam kasus yang dialami oleh ibu Ani Yudhoyono ini.
Masyarakat
sedang menikmati buah dari kebebasan berpendapat dan mengritik pemangku jabatan
yang dulu tidak dapat dinikmati. Oleh karenanya, seorang pejabat publik dan
keluarga harus mau dikritik. Tetapi, jangan pula terlalu hanyut dalam kata
‘kebebasan’. Berpendapat boleh, tapi harus memikirkan apa yang diucapkannya
itu. Baik ataukah buruk, bukan hanya untuk kepentingan pribadinya saja, tetapi
juga harus mementingkan kepentingan banyak orang. Dalam bertuturpun harus memilih
kata-kata yang baaik untuk digunakan. Bebas harus diimbangi dengan tanggung
jawab, artinya semua perbuatan dan perkataan yang dilontarkan harus dapat
dipertanggung jawabkan apabila hal tersebut menyinggung orang lain. Mulutmu
harimaumu begitu kata pepatah, jadi berhati-hatilah dalam berucap bagaimanapun
keadaannya, dengan siapapun lawan bicaranya, dan dimanapun tempatnya. Baik itu
di dalam keseharian, atau jejaring sosial sekalipun
Dalam
media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram juga berlaku etika dalam
berkomunikasi. Karena itu, dalam memposting atau memberikan sebuah komentar
harus berhati-hati memilih kata-kata yang hendak ditulis jangan sampai ada
kata-kata negatif, hal tersebut dapat melukai perasaan orang lain.