Jumat, 18 Oktober 2013

Ibu Negara Dalam Instagram

Diposting oleh Feby Perry di 22.31 1 komentar


Ibu Negara, Ani Yudhoyono melontarkan kata ‘bodoh’ saat menanggapi komentar salah satu followersnya di akun instagram miliknya menuai pro dan kontra. Pasalnya, sebagai ibu Negara, Ani Yudhoyono dinilai tidak pantas mengeluarkan kata-kata negatif kepada seseorang yang tidak bukan adalah rakyatnya sendiri.


Akun @erie_nya yang dalam profilnya ditulis dimiliki oleh Erie Prasetyo, itu awalnya mengritik SBY dan keluarga yang datang ke Pantai Klayar, Pacitan, dengan menggunakan batik saat kunjungan kerja. Tidak terima dengan komentar tersebut, Bu Ani lantas membalasnya. Dengan komentar: “@erie_nya Subhanallah, komentar anda yang sangat bodoh. Koq anda tidak berpikir bahwa kami sedang melakukan kunjungan, dan mampir sebentar ke pantai itu, sekalian lewat? Come on, apa tak ada komentar lain yang lebih bisa diterima siapa saja? Baju batik sudah dikenakan dimana2, bukan hanya untuk acara resmi saja, namun juga acara setengah resmi, bahkan santai.”.




Selang berapa lama, akun @erie_nya membalas komentar Bu Ani. “@aniyudhoyono iya Ibu, saya barangkali memang masuk dalam golongan orang Indonesia yang masih bodoh. semoga Ibu berkenan memberi saya pencerahan agar kelak saya bisa pintar seperti Ibu. tapi memang, jika tak ada orang bodoh, mereka yang pintar jadi tak begitu memiliki arti.. *saya ngga cari ngetop. saya cuma kasih komen yang tak memuji. Jika Tuhan saja bisa mengampuni dosa-dosa saya, saya percaya Ibu pun akan memberi maaf kepada saya, kepada salah satu warga negara Indonesia yang masih bodoh.. Doa saya selalu, agar Ibu dan Bapak Presiden sekeluarga terus sehat dan senantiasa mampu untuk membuat negara ini maju dan membuat pintar warga negara yang masih bodoh seperti saya. Maafkan jika komentar2 saya sebelumnya membuat Ibu tidak berkenan.”

Perkataan ibu negara ini membuat kita terperanjat, bukankah keluarga SBY selama ini selalu mencitrakan diri sebagai sosok yang berhati-hati dalam berbicara dan sopan dalam bertindak. Jadi sangat ironis apabila keluar kata-kata yang tidak pantas diucapkan apalagi oleh seorang ibu negara yang seharusnya mencontohkan kebaikan-kebaikan baik dari sisi perbuatan maupun perkataan. Kenapa bisa seorang ibu negara berkata demikian, seorang psikolog forensik dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Reza Indragiri Amriel menilai, salah satu penyebab Bu Ani melontarkan kata 'bodoh' di instagram karena stres dan penat. Bu Ani letih karena belakangan suami dan keluarganya banyak diterpa isu dan kritik. Belum lagi nama Bunda Putri yang disebut-sebut dekat dengan SBY. Bu Ani nampaknya sedang letih dan gampang impulsif-agresif verbal. Tetapi bagaimanapun keadaannya, seorang ibu negara tetap tidak pantas mengatakan hal-hal yang tidak baik kepada seseoang, apalagi melalui sebuah jejaring sosial. Hakikatnya, jejaring sosial digunakan oleh sesorang untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dengan baik, sebagai sarana untuk berbagi, dan sebagai sarana untuk berekspresi.




Sekarang zamannya semua orang bisa bebas berekspresi. Tak peduli tingkat pendidikannya hanya sampai Sekolah dasar, Sekolah menengah atau bahkan yang sudah bergelar sarjana, dari pengangguran hingga orang nomer satu di negara ini sekalipun bisa berpendapat,. Sejak masa orde baru berakhir, Mei 1998, Era kebebasan mengambil alih panggung kebesaran. Ini termuat di dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Namun, yang menjadi permasalahan sekarang adalah memang benar hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat, akan tetapi jika pendapat tersebut mengarah kepada pembunuhan karakter seseorang, maka akan ada konsekuensi logis yang harus diterima. Mengkritisi namun tanpa adanya ketulusan. Sebagai contoh dalam kasus yang dialami oleh ibu Ani Yudhoyono ini.




Masyarakat sedang menikmati buah dari kebebasan berpendapat dan mengritik pemangku jabatan yang dulu tidak dapat dinikmati. Oleh karenanya, seorang pejabat publik dan keluarga harus mau dikritik. Tetapi, jangan pula terlalu hanyut dalam kata ‘kebebasan’. Berpendapat boleh, tapi harus memikirkan apa yang diucapkannya itu. Baik ataukah buruk, bukan hanya untuk kepentingan pribadinya saja, tetapi juga harus mementingkan kepentingan banyak orang. Dalam bertuturpun harus memilih kata-kata yang baaik untuk digunakan. Bebas harus diimbangi dengan tanggung jawab, artinya semua perbuatan dan perkataan yang dilontarkan harus dapat dipertanggung jawabkan apabila hal tersebut menyinggung orang lain. Mulutmu harimaumu begitu kata pepatah, jadi berhati-hatilah dalam berucap bagaimanapun keadaannya, dengan siapapun lawan bicaranya, dan dimanapun tempatnya. Baik itu di dalam keseharian, atau jejaring sosial sekalipun




Dalam media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram juga berlaku etika dalam berkomunikasi. Karena itu, dalam memposting atau memberikan sebuah komentar harus berhati-hati memilih kata-kata yang hendak ditulis jangan sampai ada kata-kata negatif, hal tersebut dapat melukai perasaan orang lain.

 

Feby Perry Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review